BAB XI MANUSIA DAN HARAPAN (PERT KE-4)
Manusia dan Harapan
Ø Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya
sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat
terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan seseorang.
Setiap Manusia Mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan,
berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun
mempunyai harapan, biasanya berupa pesan pesan kepada ahli warisnya. Berhasil
atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan,
Misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak
ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai.
Bagaimana rafiq memperoleh nial A. Luluspun mungkin tidak.
Harapun harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada
diri sendiri, maupun kepercayaan kepada tuhan yang maha esa, agar harapan
terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh sungguh
Contoh :
· Budi seorang mahasiswa STMIK Gunadarma, ia
rajin belajar dengan harapan didalam ujian semester mendapatkan angka yang baik
· Hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak
mulai menggarap usahanya ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar dan maju.
Ia yakin usahanya menjadi kenyataan, karena itu berusaha bersungguh-sungguh
dengan usahanya.
Dari kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi dan Hadir
ialah terjadinya sebuah keinginan. Karena itu mereka bekerja keras. Budi
belajar tanpa mengenal lelah. Semuanya itu dengan suatu keyakinan demi
terwujudnya apa yang diharapkan. Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus
disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan dibandingkan
dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk,
sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan
dan cita-cita terdapat persamaan yaitu :
1. keduanya
menyangkut masa depan karena belum terwujud
2. pada
umumnya dengan cita-cita maupun harpan orang menginginkan hal yang lebih
baik atau meningkat
Ø Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan?
Menurut Kodratnya manusia itu adalah makhluk Soial. Setiap lahir ke dunia
langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga
atau anggota masyarakatlainnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul
dengan manusia lain, yakni dorongan Kodrat, dan dorongan kebutuhan hidup
1. Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan ilmiah yang sudah terjelma dalam
diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh tuhan, Misalnya menangis,
bergembira, berfikir, berjalan, berkata, dan lain lain. Dorongan Kodrat menyebabkan
manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa,
,bergermbira, dan sebagainya. Dan dengan kodrat inilah manusia memiliki
harapan.
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudaj kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacm macam kebutuhan hidup,
kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat di bedakan atas : kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
· Kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan
(tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah mengharapkan diberi
makan/minum. Kebutuhan makan dan minum ini terus berkembang sesuai dengan
perkembangan hidup manusia.
· Keamanan (safely)
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir, ia telah
membutuhkan keamanan. Begitu lahir dengan suara tangis, itu pertanda minta
perlindungan, setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah di
peluk ibunya setelah bertambah besar ia dilindungi. Rasa aman tidak harus
diwujudkan dengan perlindungan yang Nampak secaara moral pun orang lain dapat
memberi rasa aman.
· Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be
loving and love)
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban Dengan pertumbuhan
manusia maka akan tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu
tidak jarang anak anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibunya “Ibu ini kok
menganggap reny masih kecil saja, semua di atur!” itu suatu pertanda bahwa anak
itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya
· Diakui lingkungan (status)
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa
manusia hidup, dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbuny “aku ini anak
siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil
kesimpulan. Bahwa setiap manusia yang lahir di bumi imi tentu akan bertanya
tentang statusnya, status keberadaannya, status keluarga, status dalam
masyarakat, dan status dalam Negara.
· Pewujudan cita-cita (self actualization)
Selanjutnya manusia berharap di akui keberadaanya sesuai
dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia
mengembangkan bakat atau kepandaiaannya agar ia diterima atau diakui
kehebatannya.
Ø Pengertian Do’a
Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil.
Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang
bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
Adapun lafadz do'a
yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah
apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain
Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang
zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka
tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman
yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan
sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan
orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke
belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap)
dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
(Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al
Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada
dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada
Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari."
(al Mukmin: 49).
Ø Macam-Macam Do’a
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy berkata: "Setiap perintah di dalam
al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah
(permintaan) dan do'a ibadah."
Adapun
perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk
diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya
permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini
(termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia
tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada
kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik
dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal
yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih
hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Do'a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada
Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah
misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk
mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
Ø Kepercayaan
Kepercayaan Berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan
kebenaran. Kepercayaan adalah hal hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran. Ada Ucapan yang sering kita dengar :
· Ia tidak percaya diri sendiri
· Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau
berita itu kurang dapat dipercaya
· Bagaimana juga kita harus percaya kepada
pemerintah
Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengar dalam ucapan sehari hari
itu maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran..
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena
merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain.
Kebenaran pengetahuan yang di dasarkan ats orang lain itu disebabkan karean
orang lain itu dapat di percaya.
Ø Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan.
Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat di bedakan atas.
1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Keprcayaan pada diri
sendiri itu di tanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada
hakekatnya percaya pada tuhan yang maha esa. Percaya diri sendiri, menganggap
dirinya tidak salah. Dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang di serahkan
atau dipercayakan kepadanya
2. Kepercayaan Kepada Orang lain
Percaya keada orang
lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siap saja.
Keprcayaan Kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya.
Perbuatan yang sesuai dengan kata hati atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan
yang berbunyi orang itu di percaya karena ucapannya.
3. Kepercayaan Kepada Pemerintah
Negara itu berasal
dari tuhan, tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusIa, atau setidak
tidaknya tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, karena semuanya adalah ciptaan
tuhan. Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatn adalah dari rakyat..
4. Kepercayaan Kepada Tuhan
Kepercayaan kepada
tuhan yang maha itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan
sendirinya, tetapi diciptakan oleh tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan
pengakuan akan kebenaran, kepercayaan itu amat penting . karena merupakan tali
kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan tuhannya. Bagaimana
tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan
kepada tuhannya. Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa
percaya kepada tuhannya usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi,
dan lingkungan. Usaha itu antara lain.
a)
Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatibadah
b)
Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c) Meningkatkan kecintaan kita
kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong
dermawan, dan sebagainya
d)
Mengurangi nafsu mengumlukan harta yang berlebihan
e)
Menekan perasaan negative seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya
sumber
Komentar
Posting Komentar