BAB IX MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB (PERT KE-4)
Manusia dan Tanggung Jawab
·
Pengertian
dan Makna Tanggung Jawab
Tanggung
jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajibannya.
Seseorang mau bertanggung jawab karena
ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan
akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena
manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak
boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya.
Manusia menciptakan keseimbangan, keserian, keselarasan antara sesama manusia
dan antara manusia dan lingkungan.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati,
artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti
dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka
ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian
tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang
berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus
menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus
memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat
tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara
individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu
adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat
dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak
lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban atau
beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri, atau pihak lain.
Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia, antara
manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.
Tanggung jawab adalah ciri manusia
beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari
akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain
memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan
kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan,
penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·
Macam-Macam
dan Contoh Tanggung Jawab
Manusia itu berjuang memenuhi
keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi
manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya
itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu
kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut
keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal
beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
a. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri
menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam
mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa
memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurut sifat
dasarnya manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi.
Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja
maupun tidak.
Contoh :
Rina membaca sambil berjalan, meskipun
sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetap juga ia lengah, dan terperosok ke
sebuah lobang, kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya sendiri akan kejadian
itu. Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi tinggal di rumah
beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kegagalannya.
b. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga
terdiri dari suami-istri, ayah-ibu, dan anak-anak dan juga orang lain yang
menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung
jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
Contoh :
Seorang ibu telah dikaruniai 3 anak,
kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia tidak mempunyai
pekerjaan/ tidak bekerjapada waktu suaminya masih hidup maka demi rasa tanggung
jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan diri. Ditinjau dari segi moral hal ini
tidak bisa diterima karena melacurkan diri termasuk tindakan di kutuk, tetapi
dari segi tanggung jawab ia termasuk orang yang dipuji, karena demi rasa
tanggung jawabnya terhadap keluarga ia rela berkorban menjadi manusia yang hina
dan dikutuk.
c. Tanggung jawab
terhadap Masyarakat
pada hakekatnya manusia tidak bisa
hidup tanpa bantuan manusia lain. Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk
sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan
anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota
masyrakatyang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat.
Contoh:
Hanafi terlalu congkak dan
sombong, ia mengejek dan menghina pakaian pengantin adat
Minangkabau. Ia tidak memakai pakaian itu, bahkan
penutup kepala yang dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi
setelah ada ancaman dari pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau
memakainya juga. Di dalam peralatan itu hampir-hampir
pernikahan dibatalkan,karena timbul perselisihan antara pihak kaum
perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi
juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang
dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian secara zaman dahulu,
disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai
secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya
dengan pendek. Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga
pihaknya sendiri akhimya diterimalah, bahwa ia
memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan
berdasi putih. Tetapi waktu hendak menutup
kepalanya, sudah berselisih pula. Dengan
kekerasan ia menolak pakaian dester
suluk,yaitu pakaian orang Minangkabau. Bertangisan sekalipun
perempuan meminta supaya ia jangan menolak tanda
keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika peralatan
sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai sekehendak hatinya pula. Hanafi tetap
menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup kepala,
karena lebih gila pula dari pada anak
komidi, bila memakai dester saluk dengan baju
smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri hilang sabamya dan
memukul-mukul dada di muka anak yang “terpelajar” itu, barulah Hanafi
menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh dan teringat akan badannya yang
sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala itu, karena
sekalian pengantar dan pasuinandan (pengiring bangsa perempuan) sudah
berkata bahwa mereka talc sudi mengiringkan “mempelai didong”. Akhimya
Hanafi tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, Meskipun
harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan
kesombongannya itu, Hanafi harus menerima rasa antipati dari
masyarakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (salah asuhan)
d. Tanggung
jawab kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap
manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir,
berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung
jawab kepada negara.
Contoh:
1) Dalam
novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang tekenal
sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi
rumah tangganya. Perbuatan guru isa ini harus pula dipertanggung jawabkan
kepada pemerintah kalau perbuataan itu diketahui ia harus berurusan dengan
pihak kepolisian dan pengadilan.
2) Kumbakarna
menolak perintah kakaknya, juga rajanya yaitu Rahwana untuk berperang
melawan rama, karena kakanya berbuat keburukan. Bukan main Rahwana. Ia
membangkit-bangkitkan hutang budi Kumbakama terhadap kerajan Alengka. Kumbakama
menyadari kedudukannya sebagai pang1ima perang, karena itu berangkat juga ia ke
medan perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan
karena membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai
panglima yang harus membela negara ( Ramayana)
e. Tanggung
jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini
bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya
manusia mempunyai tanggung jawab Iangsnng ternadap Tuhan. Sehingga tindakan
manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam
berbagai kitab sud melalui berbagai macam agama Pelanggaran dari
hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan
peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan
melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti
mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia
ternadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya,
manusia perlu pengorbanan.
Contoh :
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak
menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai
dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini di lakukan agar ia dapat
sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam
rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia
pada umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya
yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk
Tuhan.
·
Pengertian
Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang
berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta,
kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah
rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi
kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita
membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan
pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Macam- Macam
Pengabdian
1. Pengabdian
terhadap Tuhan yang Maha Esa
Penyerahan diri secara penuh terhadap
Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawabnya yang juga diikuti oleh
pengorbanan.
2. Pengabdian
Kepada Masyarakat
Ini timbul karena manusia dibesarkan
dan hidup dalam masyarakat, sehingga sebagai perwujudan tanggung jawabnya
kemudian melakukan pengabdian juga pengorbanan.
3. Pengabdian
Kepada Raja
Suatu penyerahan diri secara ikhlas
kepada rajanya, karena dianggap yang melingdunginya, walaupun sekarang jarang
terjadi.
4. Pengabdian
Kepada Negara
Timbul karena seseorang merasa ikut
bertanggung jawab terhadap kelestarian (kelangsungan) negara dan demi persatuan
kesatuan bangsa.
5. Pengabdian
Kepada Harta
Ini terjadi karena seseorang memandang
bahwa harta yang menghidupinya, sehingga tindakan-tindakan semata-mata demi
harta. Kadang-kadang ia tanpa menyadari justru mengorbankan dirinya untuk
mempertahankan hartanya, yang akhirnya tidak dapat menikmati hartanya.
6. Pengabdian
Kepada Keluarga
Ini timbul karena keinginan untuk
membahagiakan keluarga dengan terpenuhinya kebutuhan secara lahir dan batin
secara layak.
Jadi dengan melihat pengertian maupun
macam macam pengabdian, memahami arti dan makna pengabdian, diharapkan kita
meneladaninya, karena sebenarnya hakekat pengabdian adalah merupakan usaha
memikul tanggung jawab dan melaksanakan kewajiban sebagai
manusia.
Pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian, dengan penuh rasa ikhlas dan tidak mengandung pamrih.
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Jika ada
pengabdian, maka ada pengorbanan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada
perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian
sesuatu.
Contoh Pengabdian dalam Kehidupan Sehari-hari
Kesediaan seorang guru sekolah dasar
ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang
juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar di situ
tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul
pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan
masyarakat / bangsanya. la hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari
masyarakat setempat. Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga, pikiran, waktu
untuk kepentingan anak didiknya.
·
Pengertian
Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau
kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu
mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang
didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian
sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau
mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia
memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorban. Berikut ini
diberikan dua buah penggambaran.
Macam-Macam
Pengorbanan
1. Pengorbanan harta benda
2. Pengorbanan pikiran
3. Pengorbanan perasaan
4. Pengorbanan tenaga
Akibat yang ditimbulkan dari sebuah pengorbanan
adalah suatu hasil yang diharapkan seseorang setelah melakukan hal yang mulia.
Hasil ini biasanya bersifat positif dan membuat orang merasa hutan budi kepada
orang yang berkorban. Hutang budi ini biasanya sulit untuk dilupakan seseorang
dan akan selalu teringat pengorbanan orang yang berkorban.
Akibat dari
Pengorbanan
Suatu hasil yang diharapkan seseorang
setelah melakukan hal mulia. Hal ini bersifat positif dan membuat orang merasa
hutang budi kepada orang yang erkorban. Hutang budi ini biasanya sulit untuk
dilupakan seseorang dan akan teringat selalu pengorbanan seseorang yang telah
berkorban.
Contoh Tentang
Pengorbanan
PENGORBANAN SEORANG
AYAH YANG BISU DAN TULI KEPADA ANAK PEREMPUANNYA
Sebuah kisah yang mungkin dapat sejenak mengingatkan kita akan besarnya cinta orang tua kepada anaknya, walaupun mungkin kita sebagai anak sering lupa dengan keadaan orang tua kita sekarang yang sejak dahulu telah mengorbankan segalanya, untuk membuat kita selalu tersenyum dan bahagia.
Sebuah kisah yang mungkin dapat sejenak mengingatkan kita akan besarnya cinta orang tua kepada anaknya, walaupun mungkin kita sebagai anak sering lupa dengan keadaan orang tua kita sekarang yang sejak dahulu telah mengorbankan segalanya, untuk membuat kita selalu tersenyum dan bahagia.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar