BAB VI MANUSIA DAN PENDERITAAN (PERT KE-3)
Manusia dan Penderitaan
1. Penderitaan
· Arti Penderitaan
Penderitaan berasal
dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra {artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau lahir batin.
Penderitaan termasuk
realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat ada juga yang ringan.
Penderitaan akan dialami
oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan
kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan
atau kesedihanyang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak
memalingkan dariNya.
Menurut agama
penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan
berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami
kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat
adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia
merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun
peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
intensitas penderitaan.Suatupristiwa yang dianggap penderitaan oleh
seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah
bagian dari kehidupan.
· Contoh tentang penderitaan
Contoh
gamblam penderitaan manusia yang dapat diambil hikmahnya diantaranya tokoh
filsafat ekistensialisme Kierkegaard (1813-1855) seorang filsafat asal Denmark
yang sebelum menjadi filsafat besar, sejak masa kecil banyak mengalami
penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang
pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah
dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud
ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan
yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai
kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard
muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri
(kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita
yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya,
bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan
dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
2. Siksaan
· Arti Siksaan
Siksaan dapat
diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan
jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.
Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain:
claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan. Para
ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari
suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan
ditaklukkan sebelum phobianya akan hilang.
Sebaliknya ahli-ahli
yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan
tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan
pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh
karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat
keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
· Arti Phobia
Phobia merupakan
penyakit psikis yang biasanya dialami oleh seseorang yang punya trauma di masa
lalu. Penyakit ini juga tak mengenal umur. Secara definitif phobia adalah rasa
ketakutan yang sangat kuat terhadap sesuatu baik itu benda, situasi. Ketakutan
tersebut berwujud dan terletak pada wilayah ketidaksadaran.
Phobia merupakan suatu situasi dimana seseorang bertindak irasional dan mempunyai ketakutan yang besar akan sesuatu. Biasanya seseorang yang mempunyai phobia akan merasakan suatu ketakutan pada saat tertentu. Phobia biasanya disebabkan oleh seseorang yang mengalami trauma masa lalu. Rasa trauma tersebut membekas didalam kesadarannya. Karena katakutan yang sangat, rasa truma ditekan samapai pada wilayah ketidaksadaran.
Sampai dalam tahan ini, phobia yang menentukan. Meski berada di wilayah ketidaksadaran, rasa trauma ini sangat dominan mempengaruhi perilaku dan berfikir. Karena saking dominannya, kesadaran seseorang tak akan mampu untuk mengontrol trauma. Jadilah, trauma tersebut menjadi phobia yang menjangkiti teridap seumur hidupnya. Nah, untuk beberapa kasus phobia mudah untuk diketahui. Misalnya, phobia terhadap kucing, baru mendengar suara kucing, sudah menyebabkan ketakutan luar biasa. Jadi, phobia bisa diketahui saat teridap menjupai pada obyek, situasi yang ditakuti.
Phobia merupakan suatu situasi dimana seseorang bertindak irasional dan mempunyai ketakutan yang besar akan sesuatu. Biasanya seseorang yang mempunyai phobia akan merasakan suatu ketakutan pada saat tertentu. Phobia biasanya disebabkan oleh seseorang yang mengalami trauma masa lalu. Rasa trauma tersebut membekas didalam kesadarannya. Karena katakutan yang sangat, rasa truma ditekan samapai pada wilayah ketidaksadaran.
Sampai dalam tahan ini, phobia yang menentukan. Meski berada di wilayah ketidaksadaran, rasa trauma ini sangat dominan mempengaruhi perilaku dan berfikir. Karena saking dominannya, kesadaran seseorang tak akan mampu untuk mengontrol trauma. Jadilah, trauma tersebut menjadi phobia yang menjangkiti teridap seumur hidupnya. Nah, untuk beberapa kasus phobia mudah untuk diketahui. Misalnya, phobia terhadap kucing, baru mendengar suara kucing, sudah menyebabkan ketakutan luar biasa. Jadi, phobia bisa diketahui saat teridap menjupai pada obyek, situasi yang ditakuti.
· 3 siksaan yang sifatnya sikis
Ø Kebimbangan
Kebimbangan memiliki arti tidak dapat menentukan
pilihan mana yang akan di pilih
Ø Kesepian
Kesepian merupakan
sepi yang dia alami pada dirinya sendiri/ jiwanya walaupun ia dalam lingkungan
orang ramai
Ø Ketakutan
Ketakutan adalah
sebuah sesuatu yang tidak di inginkan yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan tidak pada
tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
· Penyebab seseorang merasa ketakutan
Ø Claustrophobia dan Agrophobia
Claustrophobia dan
agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup
Ø Gamang
Gamang adalah rasa
takut akan tempat yang tinggi
Ø Kegelapan
kegelapan adalah rasa
takut bila seseorang berada di tempat gelap
Ø Kesakitan
Kesakitan adalah
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang di alami
Ø Kegagalan
Kegagalan adalah
ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan
dijalankan mengalami kegagalan
3. Ketakutan Mental
· Arti Ketakutan Mental
Penderitaan batin
dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana
kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang
menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah
laku secara kurang wajar.
· Gejala seseorang mengalami ketakutan mental
Ø nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
Ø nampak
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.
Ø Selalu
iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga
dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan
detruksi diri dan bunuh diri.
Ø Komunikasi
sosial putus dan ada yang disorientasi social
Ø Kepribadian
yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan
merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
Ø Terjadinya
konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya
dengan lingkungan masyarakat.
· Sebab-sebab timbulnya ketakutan mental
Ø Kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sexing
menyebabkan yang bei angkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur
akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
Ø Terjadinya konflik sosial budaya akibat
nonna berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat,
sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang
berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit
menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
Ø Cara pematangan batin yang salah dengan
memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting
sebagai overcompensatie.
4. Penderitaan dan Perjuangan
· Hubungan penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu
sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya,
dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau
dialaminya.
Penderitaan dikatakan
sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengataasi
kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan
tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari
penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alarn lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhansupaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka.
5. Penderitaan Media Masa dan Seniman
· Penderitaan antara media masa dan seniman
Berita mengenai
penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat
radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh
penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk
berbuat sesuatu.
Media massa adalah
alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan
manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat
segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi
mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan
para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah
dan pelajaran dari karya tersebut.
6. Penderitaan dan Sebab-sebabnya
· Sebab-sebab timbulnya penderitaan
Apabila kita
kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebabtimbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
Ø Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk
manusia.
Ø Penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan/ azab Tuhan
7. Pengaruh Penderitaan
· Pengaruh yang akan terjadi kepada seseorang
jika mengalami penderitaan
Orang yang mengalami
penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus
asa, ingin bunuh diri. Sikap mi diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu
pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan
dan sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu
sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dan kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu
tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang
kekerasan, dan lain-lain.
Apabila sikap negatif
dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca,
penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.
Penilaian itu dapat
berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam
masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai
ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa
hambatan harus disingkirkan.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar