BAB X MANUSIA DAN KEGELISAHAN (PERT KE-4)
Manusia dan Kegelisahan
Ø Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak
tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas.
Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram
hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya,
tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau
gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau
gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir
dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil
mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk
dengan wajah murung atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena
itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan,
kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan
juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa
seseorang mengalami frustasi karena apa yang di inginkan tidak tercapai.
Ø 3 Macam Kegelisahan yang Meninpa Manusia
Sigmund Freud ahli Psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga
macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu :
1. Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dlam
lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya
dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata,
bahwa seseorang mewarasi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada
dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
2. Kecemasan Neoritis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi menjadi 3 macam, yakni :
· Kecemasan yang timbul karena penyesuaian
diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan
bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan
menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah,
yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
· Bentuk ketakutan yang tegang dan
irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa intensitet
ketakutan melebihi proposi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkannya.
· Rasa takut lain ialah rasa gugup,
gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi
yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan
untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan
dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan
superego melarangnya.
3. Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi
seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci,
dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari penyataan individu
secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering
alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan
manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya
seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia
terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam
berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidak
mampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
Ø Sebab-Sebab Orang Gelisah
1. Gelisah terhadap apa yang dia lakukan baik
buruk maupun tidak.
2. Gelisah terhadap keputusan yang tidak
memuaskan.
3. Gelisah karena takut miliknya hilang.
Contoh :
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau
perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karenaa bahaya itu
mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak
milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama
baik. Kalau misalnya, kentongan dipukul terus menerus dan disambung
bersaut-sautan makin lama makin dekat, tentu orang-orang akan gelisah. Gerangan
apakah yang akan terjadi? Meskipun berita peristiwa belum ada, tetapi yang
jelas itu merupakan tanda bahaya.
Ø Usaha-Usaha Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri,
yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir
tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Contoh :
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat
merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat
apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena ia merasa khawatir.
Dalam hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan
keluarganya.
Cara lain
yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau
kecemasan yaitu dengan memerluka sedikit pemikiran; pertama-tama, kita tanyakan
kepada diri kita sendiri (instropeksi), akibat yang paling buruk yang
bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu
terjadi, apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat
yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat
mengatasinya, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya, karena tidak
semua pengalaman di dunia ini menyenangkan. Yang kedua kita bersedia menerima
akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan
sirna dalam jiwa kita. Dan yang ketiga, dengan bersama-sama berjalannya waktu
kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat
timbulnya kecemasan, dengan demikian kita akan tidak merasakan lagi adanya rasa
kecemasan atau kegelisahan dalam jiwa kita.
Untuk
mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan.
Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus percaya bahwa
Tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun.
Ø Ketersaingan
Ketersaingan berasal dari kata tersaing, dan kata itu adalah dari kata dasar
asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata tersaing
berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau
terpencil. Jadi kata ketersaingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan
tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Tersaing atau ketersaingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama
orang pernah mengalami hidup dalam ketersaingan, sudah tentu dengan sebab dan
kadar yang berbeda satu sama lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam ketersaingan itu ialah perilakunya yang
tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau
kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit
menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu
menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangann dengan atau
menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal itu akan merugikan harta, nama baik,
martabat, harga diri orang ain. Karena itu orang yang berbuat itu dibenci oleh
masyarakat dan berada dalam ketersaingan. Perbuatan itu misalnya mencuri,
memperkosa, mengganggu istri orang, menghina orang, sombong.
Ketersaingan dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota
masyarakat,ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si
pelaku. Maksudnya supaya si pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi atau
membuat gelisah orang lain, dan si pelaku dapat menjadi sadar, sehingga dapat
memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan nilai-nilai kemsyarakatan itu.
Kesadaran itu mungkin dapat terjadi apabila orang itu tersaing yang membuat ia
gelisah.
Ketersaingan yang dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat misalnya, tidak
simpati, tidak mau berurusan, tidak mau mendekati, tidak mempedulikan, bahkan
mengisolasi di pelaku. Apabila dengan perilaku masyarakat ini masih tidak
mempan menyadarkan si pelaku itu, maka ketersaingan itu dapat dipaksakan oleh
istitusi yang diciptakan masyarakat misalnya pengadilan.
Orang yang bersikap angkuh, sombong, besar kepala, tidak menghormati orang lain
selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat, karena perilaku semacam ini
tidak disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain akan merasa tersentuh
nilai-nilai kemanusiaannya apabila bergaul dengan orang angkuh, sombong, dan
tidak menghormati orang lain. Karena itu ia dibenci orang lain, sehingga
membuat ia dalam ketersaingan.
1 ayat Al-Qur’an
tentang keterasingan
“Katakanlah; Inilah jalanku. Aku mengajak (kamu) kepada Allah di
atas bashirah/ilmu. Inilah jalanku dan jalan orang-orang yang mengikutiku. Dan
maha suci Allah, aku bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS.
Yusuf: 108)
Ø Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lenggang, sehingga kata
kesepian berarti merasa sunyi atau lenggang, tidak berteman. Setiap orang
pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi
itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Bila kita perhatkan sepintas keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak
sama, namun ada hubungannya. Beda antara keduannya hanya terletak pada sebab
akibat.
Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong,
angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulannya. Karena
teman-teman menjauhi, maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing,
terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai,
kebalikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah
diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka
orang itu lebih suka menyendiri. Karena menyendiri itu akibatnya kesepian.
3 macam penyebab
terjadinya kesepian
1. Kurang pintarnya bergaul dalam masyarakat
2. Takut atas akibat yang akan di alaminya dalam
bergaul
3. Perbuatan kita yang buruk
Contoh :
Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana,
tempat kemewahan, keramaian, dan ketidak pastian. Karena frustasi menyaksikan
kontradiksi keadaan istana dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan,
maka ia meninggalkan istana pergi ke tempat yang sepi, mencari hakekat
hidupnya.
Ø Ketidak Pastian
Ketidak pastian berasal dari kata tidak
pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah
yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang
tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa
arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya
tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab,
yang jelas pikirannya kacau.
Macam-macam penyebab
terjadinya ketidak pastian
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita.
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita.
2. Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
Ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
4. Histeria
Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dan sikap orang lain.
Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dan sikap orang lain.
5. Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu.
Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu.
Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
a. Delusi persekusi : menganggap keadaan
sekitamya jelek. Seseorang yang mengalami delusi persekusi tidak mau mengenal
tetangga kifi kanan karena menganggap jelek.
b. Delusi keagungan : menganggap dirinya orang
penting dan besar. Orang seperti itu biasanya gila honnat. Menganggap orang-orang
disekitamya sebagai orang-orang tidak penting. Akhimya semua orang menjauhi
juga.
c. Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah,
hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama
delirium trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak tericuasa
lagi.
6. Halusinasi.
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.
7. Emosi Keadaan
Dalam keadaan tertentu
seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan
pribadinya : gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat,
keringat, tekanan darah tinggi/lemah.
Contoh ketidak pastian
Ketidakpastian tentang lulus atau tidak dalam
ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus atau
tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam
hidupnya. Ketidak pastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu
terancam. Karena ketidak pastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan
menjadi hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
Ø Usaha-usaha Mengatasi Ketidak Pastian
Dalam mengatasi ketidak pastian yang harus dilakukan pertama ada mencari
penyebab timblnya ketidkapastian tersebut, lalu mencari solusinya dan
menerapkan pada pelaku ketidakpastian tersebut, hal ini berbeda beda tergantung
pada mental si pelaku. mungkin bisa sembuh dengan cepat juga bisa memakan waktu
berathun tahun semua nya tergantung pada si pelaku ketidakpastian tersebut.
Ayat
Al-Qur’an dalam mengatasi ketidak pastian
Berikut ini pernyataan
Al-Quran tentang mengatasi ketidakpastian atau keragun dalam contoh keraguan
terhadap kitab suci Al-Quran yaitu :
Al-Baqarah (2) : 23
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُواْ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُواْ شُهَدَاءكُم مِّن دُونِ اللّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
” Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang
Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar . “
Sumber :
Komentar
Posting Komentar